Running Linux on Windows Tablet

In this blog I will be narrating my experience of how my search for running Linux on my Acer One 10 Windows Tablet ended. And key take aways from my experince. And yes I am writing this blog on my…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




PAPER FLOWER

Namjoon berhenti di depan pintu kamar begitu melihat Seokjin sedang merangkak naik ke atas kasur seraya memeluk boneka dinosaurus hijau barunya. Omega itu tampak senang dengan kehadiran anggota baru di apartemen.

“Dinonya mau diajak tidur sekalian?” Seokjin terhenyak ketika mendengar suara Namjoon datang tiba-tiba.

“Mas lain kali jangan ngagetin ya. Aku kagetan soalnya.” Mengelus dadanya pelan Seokjin menegur Namjoon yang mulai datang mendekat.

“Haha maaf, lain kali saya akan lebih hati-hati.”

Mengangguk paham Seokjin lantas menepuk spasi kosong di sampingnya dengan seulas senyum manis yang tampak cantik.

Katakan lah Namjoon memang belum lama mengenal Seokjin. Mereka bahkan baru satu minggu ini mencoba untuk hidup bersama tanpa orang lain. Tapi selama itu juga Namjoon tak bisa memungkiri jika kehadiran Seokjin memang mulai membuatnya nyaman dan aman. Semua hal yang berhubungan dengan Seokjin selalu terasa menyenangkan pun mengundang ngelenyar hangat disudut hatinya.

“Ngomong-ngomong besok Mas mau aku buatin sarapan apa? Sandwich, gimbap, atau yang lain?”

Namjoon tersenyum dibuatnya. Ini lah salah satu yang Namjoon suka dari Seokjin. Perhatian-perhatian kecil yang sejak dulu tidak pernah dia dapatkan dari siapapun kini justru berhasil Seokjin hadirkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sederhana yang menggelitik hati. Terdengar sedikit klise memang, tapi dengan adanya percikan manis itu Namjoon justru merasa kehidupan rumah tangganya semakin dibuat berwarna dan hangat.

“Saya mau sandwich. Tapi jagan pakai tomat. Saya tidak suka tomat.” Namjoon mulai merebah sambil menopang kepala.

“Heee!!! Tomat itu banyak vitaminnya loh Mas. Kok malah ga suka sih?” gerutuan itu datang bersama dengan delik tajam yang begitu khas.

“Saya kurang suka teksturnya. Tapi kalau kamu buang bagian tengahnya mungkin saya bisa makan.”

“Loh justru bagian tengahnya itu yang banyak vitaminnya, Mas. Bagus buat kesehatan kulit dan mata loh. Besok malam aku buatin menu makan malam dari tomat aja kalau gitu ya. Nanti aku olah jadi menu yang sekiranya Mas Namjoon suka.” Seokjin menggerutu seraya memeluk dinosaurus hijaunya tanpa henti.

Tergelak ringan Namjoon lantas setuju dan membiarkan Seokjin memilih menu makan apa saja yang harus mereka santap.

Diam beberapa saat sambil memperhatikan Seokjin yang kini fokus menghias kepala boneka dengan renda berwarna pink pucat, Namjoon mulai mencari celah untuk menanyakan hal terkait dengan kejadian tadi siang.

“Seokjin.” Namjoon memanggil lembut kemudian dibalas deheman ringan oleh Omega mawar itu. “apa tadi siang kamu benar hanya pergi belanja ke supermarket?”

Seokjin sontak menghentikan kegiatannya begitu mendengar pertanyaan dari mulut Namjoon. “Maksud Mas?”

“Saya hanya ingin memastikan saja. Barangkali kamu pergi ke tempat lain setelah dari supermarket dan tanpa sepengetahuan saya.” Sedetil itu Namjoon bertanya sampai Seokjin dibuat terkejut sekaligus heran.

“Aha, Mas ini ada-ada aja deh. Mana mungkin aku berani keluar sendiri selain ke supermarket depan. Udah ah, aku mau lanjutin hias kepala dino dulu biar cantik.” Menggelengkan kepalanya ringan, bohong jika kini Seokjin tidak merasa khawatir dan harap-harap cemas. Ini pasti hanya kebetulan kan. Namjoon tidak mungkin tahu soal pertemuannya dengan Irene kecuali orang yang tadi siang mengambil map mengingkari janjinya dan membocorkan soal keterlambatannya pada Namjoon.

Sementara Namjoon yang masih setia memperhatikan dalam diam sontak dibuat kecewa oleh kebohongan kecil yang Seokjin lontarkan. Apa yang membuat Omega itu tampak bersikeras menyembunyikan kenyataan soal kepergiannya bersama Irene? Apakah Seokjin takut jika Namjoon akan kembali berpaling pada Irene? Tapi bukankah janjinya sudah cukup jelas bahwa terhitung sejak mereka keluar dari rumah utama Namjoon berniat untuk tak lagi peduli pada perasaan masa lalunya dan fokus pada kehidupannya sekarang?

“Kamu yakin tidak ingin mengatakan apapun pada saya Seokjin? Terang saja, saya lebih senang kalau kamu jujur dari pada menyembunyikan sesuatu seorang diri. Kamu bisa ceritakan apapun pada saya mulai sekarang termasuk pertemuanmu dengan Irene tadi siang.”

Tercenung total dengan kedua tangan yang masih berkutat dengan renda-renda manis di atas boneka, Seokjin hampir saja tersedak ludahnya sendiri saat mendengar pernyataan Namjoon yang kepalang mengejutkan.

“Mas… tau dari mana?” bola matanya bergetar halus penuh oleh sorot ketakutan yang begitu kentara.

Sedangkan Namjoon yang mulai khawatir lantas beringsut dari posisinya dan terduduk menatap Seokjin begitu lekat. “Tidak penting saya tau dari mana. Sekarang saya cuma ingin kamu jujur dan ceritakan masalah apa yang sebenarnya sedang kamu sembunyikan.”

Memutus kontak mata, Seokjin sontak dilanda kekhawatiran yang luar biasa. Bagaimana bisa Namjoon mengetahui soal pertemuannya dengan Irene tadi siang? Padahal seingatnya dia tidak pernah mengatakan sepatah katapun soal hal ini pada Namjoon. Apa yang sebenarnya Seokjin lewatkan selama ini?

Memejam mata seraya mengepalkan tangan dengan erat, Seokjin benar-benar tidak ingin Namjoon mengetahui soal panti seceoat ini. Masih banyak hal yang perlu ia benahi dan selesaikan sebelum mampu mengatakan semua detailnya pada Namjoon. Termasuk masalah perjanjiannya dengan Kanjeng Ibu.

“Mas, aku…”

“Apa Irene mengatakan hal-hal buruk padamu?” pertanyaan Namjoon sontak mengundang keterkejutan luar biasa dari Seokjin. Omega manis yang semula hendak mengelak itu pun kini mendadak tercenung hebat di tempatnya.

“Pelan-pelan, kamu bisa ceritakan semuanya sedikit demi sedikit. Saya akan dengarkan apapun itu dan kamu tidak perlu kuatir dengan respon apa yang saya berikan nanti. Remember, we’re husbands. Kamu berhak ceritakan apapun masalah atau keseharianmu pada saya mulai sekarang. Dan sebagau gantinya saya akan selalu mendengarkan keluh kesah itu sebagai suami bukan orang lain.”

Menghela napas panjang dengan getar halus yang masih cukup kentara, Seokjin lantas menatap Namjoon dengan air muka sendu. “Maaf, aku belum bisa ceitakan semuanya Mas. Aku takut Mas menganggapku buruk kalau kuceritakan sekarang. Maaf.”

Kembali dikecewakan kendati semua keputusan tetap ada ditangan Seokjin, lelaki Alpha itu berusaha tenang dan tak ingin menuntut apapun dari omega cantik tersebut.

“It’s ok, saya mengerti.” Tutur Namjoon menarik Seokjin ke dalam dekapannya.

Entahlah rasaya selalu sama ketika mendapati segurat sendu dan sosrot penuh kekhawatiran diwajah Seokjin. Nyeri dan menyesakan. Padahal sebelum ini Namjoon sangat yakin bahwa dia tidak pernah merasakan hal seperti pada orang lain. Hatinya keras dan nyaris tak tersentuh. Tapi entah bagaimana, setelah bertemu dan hidup bersama Seokjin, perlahan dirinya lunak dan lebih mudah berempagi pada sekitar. Bahkan sejak bersama Seokjin pula lah Namjoon jadi lebih banyak belajar untuk mengerti dan menghargai setiap perasaan yang dimiliki orang lain.

“Aku minta maaf, Mas. Aku belum bisa ceritakan apapun sekarang. Aku juga menyesal karena diam-diam keluar tanpa sepengetahuan Mas dan berbohong soal pertemuanku dengan Mba Irene.” Seokjin balas memeluk Namjoon dengan hati yang berat.

“It’s ok. Yang penting kamu sudah jujur. Saya tidak akan marah dan akan tunggu sampai kamu mau menceritakan semuanya sendiri.” Mengelus surai legam yang terasa begitu lembut ditelapak tangannya itu diam-diam Namjoon mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi dan tidak dia ketahui selama ini.

Merasa perlu mengambil tindakan antisipasi atas beberapa hal janggal dari informasi yang didapatkannya dari Kanjeng Ibu serta pertemuan mendadak antara Irene dan Seokjin yang mungkin saja masih berhubungan satu sama lain, mungkin mulai sekarang Namjoon harus ikut terlibat ke dalam masalah ini diam-diam dan memastikan jika tidak ada satu pun pihak dirugikan termasuk Seokjin sendiri.

Add a comment

Related posts:

Search Engine Based on StackOverflow Questions

Stack Overflow is the largest, most trusted online community for developers to learn, share their programming knowledge, and build their careers. Stack Overflow is something which every programmer…

Eleanor Roosevelt was a Blogger

Eleanor Roosevelt wrote an article called "My Day" nearly every day for 26 years. Her pre-cursor to blog posts is an incredible look into daily life from 1935 to the 1960s.

Puzzles and Mysteries of Physics in Everyday Life. Part 2.

This is part of a series that began with Part 1. This series is available in single book form with additional appendices and table of contents at our site here: QuantumMysteries.com. Electromagnetic…