All I Wanna Know Avery Lynch Lyrics

All I Wanna Know Avery Lynch Lyrics. Main song words are If what we had was real love and there’s no denying it then you knew when you ended us what we would be losing. I keep reminding myself Just a…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Never Scold Your Partner in Public

You are in a right track but you are in different speed” — Your Boss

Barusan adalah sebuah statement dari bos teman saya ketika bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia. Sebuah sindiran yang cukup keras menurut saya, untuk membandingkan speed kerja yang dia lakukan dengan rekan kerja lainnya. Namun, menurut saya itu lebih baik dibandingkan kalian harus dimarahi di depan teman-teman kerja kalian.

Ya !! Karena barusan saya menjadi penonton akan hal tersebut. Dan menurut saya, itu hal yang nggak banget untuk dilakukan seorang bos yang notabene seharusnya dia bisa jadi panutan.

Mungkin seperti ini kalimat kekesalan bos saya yang barusan saya dengar.

MAWAR (nama samaran)

Oke, kata-kata diatas memang tidak terdengar kasar, namun jika diucapkan dengan suara yg lantang dan nada yg tinggi pastilah kalian bisa membayangkan.

Dan setelah kejadian itu, teman saya hanya senyum-senyum sambil kembali duduk. Banyak dari teman saya yg bertanya kepadanya.

Helooooo, ya jelas lah dia kenapa kenapa. Walaupun efeknya nggak langsung, menurut saya sih ini nggak baik buat kesehatan psikologis seseorang. Pertama, bisa jadi dia akam merasa minder karena dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya. Kedua, bakal merubah mood kerja si penerima cacian, wah ini bisa bikin jadi ga produktif dong. Ketiga, MALU. Mungkin saya nggak perlu menjelaskan malu yg dimaksud seperti apa, tapi pasti kalian tahu maksud saya. Dan seharusnya menjadi bos bukanlah sarana untuk kalian bisa bertindak semaunya.

Mungkin kalian bingung, ada apa dengan kuning telur ini. Memang terdengar sepele, namun jika ini terjadi kepada kalian, pasti kalian akan merasa jengkel.

Waktu itu pagi-pagi di sebuah restoran di hotel. Ada dua orang, laki-laki dan perempuan sepertinya mereka dalam sebuah hubungan. Ketika mereka datang semua baik-baik saya tidak ada yg aneh. Lalu di perempuan terlihat memesankan sebuah telur mata sapi untuk sang kekasihnya, dia berdiri menunggu telurnya sedikit lebih lama karena pagi itu banyak orang yg juga ikut sarapan.

Tak lama kemudian jadilah telur yg dipesan, disajikanlah ke hadapan sang lelaki yg sedang menikmati segelas susunya. Kebetulan mereka duduk dengan kawan-kawan lainnya. Dan ketika si lelaki ini meraih telur mata sapinya, raut muka langsung berubah sambil menggerutu pada si perempuan.

Seketika kawan dimejanya memerhatikan hal tersebut, karena suaranya yang terdengar cukup keras. Pastilah si perempuan dengan wajah polosnya meminta maaf, dan menjawab namun dengan nada sedikit kesal.

Dan si lelaki masih meneruskan makannya dengan wajah yg sungguh tidak mengenakkan.

Kedua kejadian tadi memang agak sedikit mirip, dan efek yg ditimbulkan pun pasti akan sama. MALU. Ya, malu dipermalukan didepan umum memang nggak enak.

Mungkin bagi si oknum, memarahi seseorang di depan umum adalah hal lumrah. Namun tidak menurut saya, ini akan menjadi sebuah kebiasaan dan selalu saja “dia” akan memarahi orang-orang yg salah dimatanya.

Menurut saya, ini adalah masalah mereka dalam mengontrol emosi. Permasalahan memang selalu ada, namun tidak seharusnya selalu meluapkan kekesalan tersebut di sembarang tempat.

Pesan yang akan saya berikan disini adalah.

Jakarta, 20 Oktober 2018.

Add a comment

Related posts:

Each Beach Teaches

Hands wave in the clouds. The notion of oceans splash on the face of things.. “Each Beach Teaches” is published by Will Schmit in House of Haiku.

Silhouette

Silence always remained when we were together, I would draw and he would stare, all the time, every time… We would sit under his favorite tree, Him smoking and me longing his warmth, Listening to…